Pages

Jumat, 02 Januari 2015

Liburan Musim Panas 3 [FF Naruto-dkk NaruHina]

Liburan Musim Panas 3 [FF Naruto-dkk NaruHina]
CHAPTER 3



Ketika matahari mulai terik, lebih panas dari biasanya. Aku mengajakmu ke jalan dekat pantai, mengejar angin laut lebih cepat dari siapapun, kita mencari musim panas. Laut biru yang berkilauan, Punggungmu yang terbakar matahari itu membelah ombak. Pelampung bulat berwarna jingga yang mengapung dengan kau diatasnya. Kita disini bersama, kau tak dapat mengerti perasaan dari pasir pantai, pasir pantai yang terlihat seperti dirimu, aku tak dapat mendekat ketika ombak datang dan pergi, aku tak dapat berjalan semauku karena ombak menghapus jejak kakiku. Kau bermain bersama air dengan rambut yang terurai. Dalam cahaya, aku mencari pemandangan yang sama, selama setahun ini kita telah berteman, aku hanya melihatmu dalam angin, ketika kau menoleh ke belakang dan melihatku, aku tak dapat mengatakan apapun, meski aku sangat mencintaimu, sejak pertama kali bertemu, hingga kau menjadi lebih tampan, hingga kau menjadi lebih dewasa sebelum aku menyadarinya, Aku berharap dapat pergi lagi bersamamu, Karena Aku mencintaimu, dengan kata yang tak dapat diungkapkan, dengan seluruh perasaanku, seperti warna kulitmu menjadi coklat, cintaku sungguh luar biasa, kau akan menyadarinya suatu hari nanti.

“Ino-chan, Ino-chan, ayolah”
“Tidak Sakura-chan”
“Ayolah Ino, kita berlibur bukan untuk diam dirumah kan?”
“Bukan begitu maksudku Ten-Ten, kita sendirian disini, guru-guru…”
“Mereka takkan datang, mereka tak mau datang, mereka bila iya, akan kami usahakan, mereka juga bilang ya kami akan datang tapi apa yang terjadi, sudah beberapa hari mereka tak datang-datang, apa kalian tahu? Mereka tak pernah peduli pada kita, mereka berpikir bahwa mereka anak pintar biarkan mereka mengurusi dirinya sendiri itulah kita, kita seperti itu dimata mereka, jadi biarkan kita mengurusi hidup kita tanpa harus ada mereka” 
“Sasuke-kuun” Sakura berbicara sangat pelan, melihat pria yang ia cintai berbicara seperti itu
“Iya Ino-chan, kita kesini untuk berlibur kan? Jadi kita harus berlibur bukan?”
“Haikh Hinata,,,, Minna-san!! Perhatian kesini!!! Jadi, aku sudah memutuskan bahwa besok kita akan berlibur diluar rumah”
“Kita akan kemana?” Shino berbicara dadakan
“Hmmm,, hal itu perlu kita bicarakan. Baiklah!! Sesi pemberian saran,, siapa yang punya saran angkat tangan?”
“aku aku aku!!!”
“Yah Naruto, apa saranmu?”
“Bagaimana kalau kita ke kuil? Bukankah kuil di Tokyo itu indah?”
“Tidak itu membosankan, kenapa kau jadi alim seperti itu? Selanjutnya??!!”
“aku aku aku!!!”
“Apa hanya Naruto yang dapat memberi saran disini?”

Semuanya hanya terdiam

“Baiklah, bicaralah Naruto”
“Kalau ke gunung?”
“Ini musim panas, akan tidak seru apabila kita ke gunung” Sasuke mulai berbicara
“Musim panas yah? Baiklah!! Kita ke pantai? Kita ke pantai!”
“Pendapatmu cukup bagus, Siapa yang tak setuju?”
“aku!!!”
“Kenapa shion? Kenapa kau tak setuju?”
“aku tak suka pantai, disana panas dan akan menyulitkan jika kita kesana”
“Yang lain? Tak ada? Yang lain setuju?”
“Haikh”
“Kalau begitu, mari kita bahas alas an Shion tidak setuju”
“Sudahlah Ino, itu hanya memperlambat waktuh, kita harus tidur dan bersiap. Lagipula hanya dia yang tak setuju”
“Bukan seperti itu Kiba, saat kita memimpin suatu kelompok, kita harus memastikan setiap anggotanya menyetujui rencana kita. Baiklah! Shion, jelaskan pendapatmu!”
“Jadi, Aku benci pantai dan pantai itu buruk”
“aku menyuruhmu menjelaskan bukan menjawab!”
“Baiklah akan kujelaskan! Aku benci pantai karena pantai itu buruk. Aku punya pengalaman buruk soal pantai, aku melihat seseorang membuang air seni di pantai, jadi aku berpendapat bahwa laut sudah tercemar, aku tak mau pergi kesana, itu menjijikan. Belum lagi saat kita ingin ganti baju, itu merepotkan. Aku benci itu, aku tak menyukainya”
“Shion, kau unik sekali!! Hal macam apa itu?” Naruto tertawa tak ingin berhenti
“NARUTO DIAM”
“baiklah”
“Ada yang ingin berpendapat atas pengalaman Shion tadi?”
“aku!”
“Silahkan Ten-Ten”
“Menurutku, Shion harus mencoba hal baru, bukannya seluruh makhluk hidup harus mencoba hal yang baru dalam hidupnya, aku membaca kata itu, jadi menurutku, shion harus mencoba”
“aku juga ingin berpendapat”
“Silahkan Sakura”
“Jika Shion punya trauma akan hal itu, sebaiknya dia melawan traumanya, walaupun itu akan menakutkan atau menyebalkan, tapi, saat kita melawan trauma, rasa takut kita yang amat besar akan pecah dan akhirnya kita kehilangan trauma tersebut”
“Kau bijaksana sekali, Sakura”
“Sebenarnya Naruto, kata-kataku tadi, aku dapatkan dari buku cerita” Sakura sedikit menggaruk kepalanya
“hhmmm” Naruto bingung ingin bicara apa
“Baiklah Shion, apa kau ingin pergi?”
“TIDAK! Aku tak ingin pergi,, tapi aku akan mecoba untuk pergi”
“Ya sudah kalau begitu, kalau begitu ada yang punya saran?”
“AKU”
“Ya, Hinata-chan, apa pendapatmu?”
“aku ingin semua dari kita, tidak ada yang menggunakan bikini”
“Hinata-chan, apa maksudmu? bu.. heyyy, para pria, pergi masuk kamar kalian masing-masing dan biarkan kami membahas ini”
“Haikh”
“Hinata-chan, apa maksudmu? Bukankah ini hal yang wajar dan biasa? Bukankah menggunakan bikini untuk pergi ke pantai itu sudah biasa dilakukan?”
“bukan seperti itu”
“kenapa? Bukankah saat ingin pergi ke pantai kita memang memakai bikini? Kau kenapa? Bukankah bentuk tubuhmu sangat menunjang untuk memakai bikini?”
“bukan seperti itu”
“kenapa?”
“hanya saja…” Hinata melirik Sakura
“Oh ya, aku mengerti, maaf karena telah membentakmu. Baiklah! Minna besok tidak ada yang boleh paka bikini”
“Syukurlah” Sakura bergumam sendiri
“Baiklah, sekarang masuk kamar masing-masing”
“Haikh”

HST Room

“Kenapa kau tak ingin menggunakan Bikini?”
“Itu bukan apa-apa” melirik Sakura sekali lagi
“Oh ya,, aku mengerti, Sakura si dada rata, yah?”
“Apa maksudmu?”
“Sakura-chan, jangan mengelak, itu julukanmua kan?”
“Tidak, aku tak seperti itu”
“Sudahlah, jangan menghakimi Sakura seperti itu Ten-Ten”

Kitchen 03:00 am

Pagi sekali, Hinata terbangun karena kehausan dan menuju dapur untuk minum. Ada hal mengejutkan yang datng saat dia sedang minum.

“Naruto-kun, kenapa kau dating kesini?”
“Naruto-kun? Naruto-kun?” mengayunkan tangannya didepan wajah Naruto
“Apa kau mengigo?”
“Oh ya, kau tak dapat menjawabku, kau masih tertidur bukan?”
“Naruto-kun, ayolah bangun”
“ahhh, Naruto-kun, bangunlah, hentikan”
“Kau cantik, Kau baik, aku menyukaimu, aku mencintaimu, sudah lama seperti ini”
“naruto-kun, apa kau berbicara padaku? Atau kau memimpikan wanita lain sekarang? Baiklah, aku akan membawamu ke kamarmu”

Sampai didepan pintu kamar naruto, Hinata bingung akan mengetok pintu atau tidak

“Aku ingin mengetok pintu, tapi jika aku mengetok pintu…”
“Sebaiknya, aku tak mengetok pintu, karena tak sopan membawa pria yang tertidur seperti ini, akan kubawa ke ruang tamu saja”

Living Room

“Naruto-kun, apa sekarang kau baik-baik saja?”
“Maaf jika aku tak dapat membawamu ke kamarmu, aku takut jika ada sesuatu yang terjadi, maaf karena tempat ini kurang nyaman untuk tidur”
“Naruto-kun, aku selalu takut berbicara hal ini padamu, tapi karena kau sedang tidur, aku ingin mengakuinya, aku harap kau dapat mendengarnya”
“Naruto-kun, aku menyukaimu, aku mencintaimu, aku menyukaimu semenjak kau datang terlambat ke sekolah, dan saat masuk kelas, bajumu amat berantakan, belum lagi hal memalukan yang terjadi padamu. Bayangkan saja, kau jatuh karena terpeleset ole pensil kecil itu, kau sangat lucu, amat menawan”
“Kemudian, apa kau ingat kejadian di UKS? Itu hal yang amat klise, hal itu terjadi hampir di semua film, dan itu terjadi pada kita. Apa kau juga ingat kejadian dimana kita dipanggil ke ruang kepala sekolah? Saat itu, kita digosipkan pacaran, bayangkan saja hal bohong itu membawa kita ke ruang kepala sekolah. Kau ingat? Pasti kau lupa semuanya, kau pasti tak ingat apapun, aku ini tak penting bagimu kan?”
“Naruto-kun, maafkan aku karena mencintaimu, tapi, bukankah ini salahmu? Salahmu telah terlalu mengagumkan, hingga aku mencintaimu. Kau tahu? Cintaku sudah habis untukmu, hingga aku tak bisa lari darimu dan mencintai pria lain, aku akan selalu jadi bayanganmu. Terima kasih dan maaf karena telah mencintaimu”

Terrace

“Semuanya, apa kalian siapa?”
“SIAP!!!”
“Hey Ino, pantainya dimana?”
“Oh ya, Shion benar, pantainya dimana?”
“Apa yang terjadi? Kita ingin pergi, tapi tak tahu tempat tujuan?”
“Bukan seperti itu Naruto, ini hanya kesalahan kecil”
“Sudahlah, kalian memang tidak pernah memperhatikan sekeliling kalian sendiri, pantainya ada dibelakang rumah”
“Oh ya, selama ini aku tak tahu. Kau tahu dari mana Shikamaru?”
“Aku sering kesana, kalau kalian sedang bermain dan itu membosankan dan rebut, aku pergi kesana”
“Oh, baiklah teman-teman, ayo kita ke belakang rumah!”
“Yah,, ayo kita ke pantai”

Beach

“YAK!! Ayo kita mandi”
“Naruto!! Jangan dadakan seperti itu, basah tahu!!!”
“Diamlah Kiba, kalau kau mandi akan basah juga”
“Naruto,, apa kau mandi dengan pelampung?”
“Diam kau Shino! Aku hanya berhati-hati, jika aku tenggelam bagaimana? Aku tak ingin menyusahkan kalian!”
“Pelampunya warna orange lagi, ada gambar beber sama kodoknya juga”
Shino, Kiba, dan Shikamaru tertawa menghina Naruto
“Diam!! Diam!! DIAM!!!”
“Hey, kalian! Jangan mengganggu Naruto seperti itu”
“Gaara-kun, kau baik sekali! Kau membelaku? Terima kasih Gaara-kun!”
“Yah, tentu saja aku membelamu. Tak mungkin 3 pria dewasa melawan anak kecil sepertimu”
Mereka berempat tertawa riang sekarang
“Hey kalian, hentikan, jangan menggodanya seperti anak kecil!”
“Aku tidak mau percaya tipuanmu Sasuke, aku tak mau tertipu untuk kedua kalinya”
“Aku tak butuh kepercayaanmu, aku hanya tak suka apa bila seseorang menertai temannya”
“SASUKE-KUN” Sakura berteriak
Sasuke melihat Sakura dan Sakura pun menghadap belakang dan tertawa sendiri
“Kalian lihat? Dia menatapku!”
“Sakura, kau ge-er sekali, jelas-jelas dia mendengar panggilanmu dan menatapku”
“Hey, jelas-jelas dia menatapku”
“Tak mungkin dia menatapmu! Pesonaku itu menutupi pesonamu!”
“Apa maksudmu?? Dia memandangku!”
“Hey, Sakura-chan, Ino-chan! Bisakah kalian tidak bertengkar soal pria? Sekarang liburan, jadi nikmati!”
“Yah, terserah! Dia yang mulai duluan!” serentak
“Ya sudah, lebih baik kita lanjut untuk memasak!”
“Haikh”

Sedangkan, Boy Team hanya sibuk mandi dipantai,
Shikamaru bersantai, Kiba bermain ditepi pantai bersama Akamaru, Gaara membuat istana pasir (rencananya yang empat lantai), Shino mencari binatang laut, Naruto mengapung-ngapung di pantai dengan pelampung orangenya, dan Sasuke sedang surfing.

“Ahhh, tidakkah kau lihat? Bukankah Sasuke itu sangat keren? Lihatlah cara dia bermain surfing! Mengagumkan!”
“Sudahlah, kalian terlalu berlebihan!”
“Temari! Itu bukan masalahmu bukan? Itu hakku sebagai makhluk bumi!”
“Terserah saja!”
“Sebaiknya kau ikuti kata Temari, Sakura”
 “Itu lebih baik Hinata-chan, setidaknya aku tidak memuji Naruto yang sejak tadi hanya mengapung seperti kertas”
“Apa maksudmu?”
“Maksudku? Aku lupa aku bicara apa”

Sejak tadi, Naruto hanya mengapung bersama pelampung berwarna jingga. Akhirnya, Ia berenang gaya kodok diatas pelampungnya itu mendekati Sasuke.

“Sasuke, bisakah kau mengajari aku cara bermain dengan papan itu?”
“Maksudmu, Surfing?”
“Yah, maksudku seperti itu!”
“Kau tak bisa berenang kan?”
“Ya, aku tak bisa”
“Jadi, kau harus belajar berenang dulu”
“Tidak usah belajar berenang dulu, saat aku belajar surfing, aku juga belajar berenang bukan? Ayo kita mulai belajar surfing?”
“Yah, sudahlah kalau seperti itu. Sekarang sewa papan selancar disana!”
“Aku tak punya uang, bisakah kau sewakan!”
“Apa? Kau yang membutuhkannya, kenapa aku yang harus membayar?”
“Ayolah Sasuke, bantulah temanmua ini!”
“Ya sudah, Ambil papan seluncur disana, nanti akan kubayarkan!”
“Terima kasih, Sasuke!”

Naruto pergi mengambil papan selancar itu, dan kembali menemui Sasuke yang sedang minum jus.

“Aku sudah mengambilnya, mari kita berlatih”
“Sekarang dengarkan penjelasanku, dari sini kau berenang, jika kau telah menemukan ombak yang tepat, maka berdirilah diatas papanmu itu, kemudian nikmati ombaknya”
“APA?”
“Kenapa?”
“Apa maksudmu? Memangnya semudah itu? Apa kau akan mengajarku? Hal seperti itu juga aku tahu.”
“Diamlah dan lakukan perintahku”
“Bagaimana bisa aku melakukan tanpa diajarkan?”
“Barusan itu aku mengajarmu”
“Kau hanya mejelaskan caranya!”
“Aku mengajarimu, guru di sekolahkan seperti itu. Mereka member teori kemudia mereka member tugas pada murudnya, aku sudah member teorinya, sekarang aku akan memberi tugas untukmu, tugasnya adalah mencoba hal yang kujelaskan tadi. Bukankah aku telah mengajarimu?”
“Sudahlah, aku akan mencobanya sendiri!”
“Silahkan”
Naruto pergi menuju ail laut dan mulai berenang mencari ombak, di berusaha berkali-kali surfing, tak kunjung berhasil.
“Hinata-chan, kau kenapa? Ayo kita makan!”
“Apa kita tak mengajak Naruto untuk makan?”
“Biarkan saja, kami sudah mengajaknya tadi, tapi dia bersikeras untuk belajar surfing”
“Tidakkah kau mengasihaninya Kiba?”
“Sudahlah Hinata, Aku gurunya, aku mengajarinya surfing. Biarkan saja dia, nanti juga akan berhenti sendiri”
“Apa maksudmu? Kau guru yang membiarkan muridnya untuk terus berlatih seperti itu hah?!!!”
“Hinata!! Bisakah kau tenang? Naruto memang seperti itu, dia akan berusaha sampai dia bisa, itu hal biasa”
“Maafkan aku, maafkan aku, Shikamaru”
“Hinata, apa kau tak ingin membawakan makanan untuk Naruto?”
“Ten-Ten, itu ide yang bagus!”
“Ino, bukankan itu akn membuat Hinata takut?”
“Temari, apa maksudmu? Kau jangan mematahkan semangat.Ayo Hinata, temui dia dan berikan makanan serta minuman ke dia, tidakkah itu romantis?”
“Sakura, Itu udah mainstream tahu! Aku sudah menonton 11 drama yang terdapat adegan seperti itu”
“Shion! Jangan mematahkan semangat lagi. Ayolah Hinata! KAu harus berjuang mendapatkannya!”
“Sudahlah Ino! Apa yang kalian maksud?”
“Sudahlah Hinata, mengaku saja, semua sudah tahu kalau kau menyukai Naruto, mengaku saja!”
“Ino betul! Ayolah Hinata, temui dia!”
“Hinata! Hinata!”
“Ahhh, kalian semua memalukan”
“Ayolah kasih ini ke Naruto”
“Aku tak mau, Ino-chan”
“Jika kau tak mau, kami akan mendorongmu kesana”
“Jangan!”
“Kalau begitu, pergi temui dia!”
“Baiklah, aku akan pergi!”

Hinata menghampiri Naruto yang sedang duduk ditepi panati. Tampaknya, Naruto akan memulai untuk berenang.

“Naruto-kun, apa kau takkan beristirahat?”
“Aku belum bisa berselancar, jadi aku takkan beristirahat”
“Apa kau tak ingin makan? Bukankah sejak tadi, kau hanya berlatih?”
“Apa aku harus makan?”
 “Tentu saja! Kau harus makan, jika ibumu tahu kau tak makan, dia pasti marah”
“Baiklah aku akan makan, bisakah kau menyuapiku?”
“Aku menyuapimu?”
“Ya, biasanya kalau ke pantai, ibuku selalu menyuapiku, aku rasa aku takkan makan kalau tak disuapi. Jadi kau bisa menyuapiku?”
“Aku?”
“Ya, tentu saja kau, apa aku harus meminta yang lain?”
“Tak usah! Bolehkah aku menyuapimu?”
“Masukkan makanannya ke mulutku!” Naruto membuka mulutnya
“Silahkan”

Beberapa saat Naruto mengunyah makanan itu, tampaknya dia mengunyahnya 10 kali, harusnya hingga 33 kali.

“Hinata-chan”
“Kenapa?”
“OISHI!!!”

Hinata bingung berbicara apa, pipinya hanya memerah. Dia melanjutkan menyuapi Naruto.

“Hinata-chan, apa kau tak ingin surfing?”
“Aku tak bisa melakukannya”
“Bukankah, seluruh makhluk di muka bumi ini harus mencoba hal yang baru?”
“Ya, haruskah aku mencobanya?”
“Tentu saja, jika ayahmu tahu kalau anaknya tak berani mencoba sesuatu, dia pasti marah”
“Naruto-kun… Apa kau akan mengajariku?”
“Sebenarnya aku juga belum bisa melakukan surfing, tapi mungkin jika kau ada disampingku, aku akan segera menjadi guru”
“Naruto-kun, Ayo kita surfing!”
“Ayo”
Hinata dan Naruto berlatih surfing sepanjang hari
“Lihatlah mereka sekarang, sebenarnya mereka itu malu untuk mengakuinya kan?”
“Ya Ino, sepertinya mereka saling menyukai, tapi aku takut kalau Naruto memperlakukan semua wanita sama”
“Jangan berpikir seperti itu Ten-Ten”
“Yah Temari kau benar, bukankah mereka sangat romatis?”
“Itu biasa saja Sakura-chan”
“Diamlah Ino, itu romantic, kau hanya iri, maka dari itu kau tak mengakuinya”
“Bukan seperti itu Ten-ten, itu memang hal yang biasa”
“Tuh kan, kau tak pernah mau mengalah”
“Terserah”

Semakin sore, matahari mulai kembali, entah akan kemana, sekarang Aku dapat berselancar, ini berkat dirimu, kau membuatku bisa hanya 25 menit, tidakkah itu menakjubkan? Apa kau tahu apa sebabnya? Itu karena, Karena kau guruku. Aku menyukai guruku, aku mencintai guruku, guru selancar ku.


Kulitmu yang kecoklatan itu amat mengagumkan, saat kau berselancar, kau benar-benar membelah ombak, kau menikmatinya, kau bahkan punya duniamu sendiri bersama bayangmu, kau matahari yang membelah lautan di sore hari, kau begitu jauh, sangat jauh, hingga sulit untuk kudapatkan. 

5 komentar:

  1. Una!! knp kamu bisa bikin kata2 se-anggun itu una??!!!
    ajarin pls!! saya gak bisa!!

    BalasHapus
  2. saya merhatiin arti lirik lagu AKB48, coba ambil ide dari lagu-lagu Super Junior, mungkin dapat inspirasi

    BalasHapus
  3. udah saya lakuin.. tapi tetep gak bisa :3

    BalasHapus
  4. kalau gitu, cari ide dari sekita kamu

    BalasHapus