Liburan Musim Panas 3 [FF Naruto-dkk NaruHina]
CHAPTER 3
CHAPTER 3
Ketika
matahari mulai terik, lebih panas dari biasanya. Aku mengajakmu ke jalan dekat
pantai, mengejar angin laut lebih cepat dari siapapun, kita mencari musim
panas. Laut biru yang berkilauan, Punggungmu yang terbakar matahari itu
membelah ombak. Pelampung bulat berwarna jingga yang mengapung dengan kau
diatasnya. Kita disini bersama, kau tak dapat mengerti perasaan dari pasir
pantai, pasir pantai yang terlihat seperti dirimu, aku tak dapat mendekat
ketika ombak datang dan pergi, aku tak dapat berjalan semauku karena ombak
menghapus jejak kakiku. Kau bermain bersama air dengan rambut yang terurai.
Dalam cahaya, aku mencari pemandangan yang sama, selama setahun ini kita telah
berteman, aku hanya melihatmu dalam angin, ketika kau menoleh ke belakang dan
melihatku, aku tak dapat mengatakan apapun, meski aku sangat mencintaimu, sejak
pertama kali bertemu, hingga kau menjadi lebih tampan, hingga kau menjadi lebih
dewasa sebelum aku menyadarinya, Aku berharap dapat pergi lagi bersamamu,
Karena Aku mencintaimu, dengan kata yang tak dapat diungkapkan, dengan seluruh
perasaanku, seperti warna kulitmu menjadi coklat, cintaku sungguh luar biasa,
kau akan menyadarinya suatu hari nanti.
“Ino-chan,
Ino-chan, ayolah”
“Tidak
Sakura-chan”
“Ayolah
Ino, kita berlibur bukan untuk diam dirumah kan?”
“Bukan
begitu maksudku Ten-Ten, kita sendirian disini, guru-guru…”
“Mereka
takkan datang, mereka tak mau datang, mereka bila iya, akan kami usahakan,
mereka juga bilang ya kami akan datang tapi apa yang terjadi, sudah
beberapa hari mereka tak datang-datang, apa kalian tahu? Mereka tak pernah
peduli pada kita, mereka berpikir bahwa mereka anak pintar biarkan mereka
mengurusi dirinya sendiri itulah kita, kita seperti itu dimata mereka, jadi
biarkan kita mengurusi hidup kita tanpa harus ada mereka”
“Sasuke-kuun”
Sakura berbicara sangat pelan, melihat pria yang ia cintai berbicara seperti
itu
“Iya
Ino-chan, kita kesini untuk berlibur kan? Jadi kita harus berlibur bukan?”
“Haikh
Hinata,,,, Minna-san!! Perhatian kesini!!! Jadi, aku sudah memutuskan bahwa
besok kita akan berlibur diluar rumah”
“Kita
akan kemana?” Shino berbicara dadakan
“Hmmm,,
hal itu perlu kita bicarakan. Baiklah!! Sesi pemberian saran,, siapa yang punya
saran angkat tangan?”
“aku
aku aku!!!”
“Yah
Naruto, apa saranmu?”
“Bagaimana
kalau kita ke kuil? Bukankah kuil di Tokyo itu indah?”
“Tidak
itu membosankan, kenapa kau jadi alim seperti itu? Selanjutnya??!!”
“aku
aku aku!!!”
“Apa
hanya Naruto yang dapat memberi saran disini?”
Semuanya
hanya terdiam
“Baiklah,
bicaralah Naruto”
“Kalau
ke gunung?”
“Ini
musim panas, akan tidak seru apabila kita ke gunung” Sasuke mulai berbicara
“Musim
panas yah? Baiklah!! Kita ke pantai? Kita ke pantai!”
“Pendapatmu
cukup bagus, Siapa yang tak setuju?”
“aku!!!”
“Kenapa
shion? Kenapa kau tak setuju?”
“aku
tak suka pantai, disana panas dan akan menyulitkan jika kita kesana”
“Yang
lain? Tak ada? Yang lain setuju?”
“Haikh”
“Kalau
begitu, mari kita bahas alas an Shion tidak setuju”
“Sudahlah
Ino, itu hanya memperlambat waktuh, kita harus tidur dan bersiap. Lagipula
hanya dia yang tak setuju”
“Bukan
seperti itu Kiba, saat kita memimpin suatu kelompok, kita harus memastikan
setiap anggotanya menyetujui rencana kita. Baiklah! Shion, jelaskan
pendapatmu!”
“Jadi,
Aku benci pantai dan pantai itu buruk”
“aku
menyuruhmu menjelaskan bukan menjawab!”
“Baiklah
akan kujelaskan! Aku benci pantai karena pantai itu buruk. Aku punya pengalaman
buruk soal pantai, aku melihat seseorang membuang air seni di pantai, jadi aku
berpendapat bahwa laut sudah tercemar, aku tak mau pergi kesana, itu
menjijikan. Belum lagi saat kita ingin ganti baju, itu merepotkan. Aku benci
itu, aku tak menyukainya”
“Shion,
kau unik sekali!! Hal macam apa itu?” Naruto tertawa tak ingin berhenti
“NARUTO
DIAM”
“baiklah”
“Ada
yang ingin berpendapat atas pengalaman Shion tadi?”
“aku!”
“Silahkan
Ten-Ten”
“Menurutku,
Shion harus mencoba hal baru, bukannya seluruh makhluk hidup harus mencoba
hal yang baru dalam hidupnya, aku membaca kata itu, jadi menurutku, shion
harus mencoba”
“aku
juga ingin berpendapat”
“Silahkan
Sakura”
“Jika
Shion punya trauma akan hal itu, sebaiknya dia melawan traumanya, walaupun itu
akan menakutkan atau menyebalkan, tapi, saat kita melawan trauma, rasa takut
kita yang amat besar akan pecah dan akhirnya kita kehilangan trauma tersebut”
“Kau
bijaksana sekali, Sakura”
“Sebenarnya
Naruto, kata-kataku tadi, aku dapatkan dari buku cerita” Sakura sedikit
menggaruk kepalanya
“hhmmm”
Naruto bingung ingin bicara apa
“Baiklah
Shion, apa kau ingin pergi?”
“TIDAK!
Aku tak ingin pergi,, tapi aku akan mecoba untuk pergi”
“Ya
sudah kalau begitu, kalau begitu ada yang punya saran?”
“AKU”
“Ya,
Hinata-chan, apa pendapatmu?”
“aku
ingin semua dari kita, tidak ada yang menggunakan bikini”
“Hinata-chan,
apa maksudmu? bu.. heyyy, para pria, pergi masuk kamar kalian masing-masing dan
biarkan kami membahas ini”
“Haikh”
“Hinata-chan,
apa maksudmu? Bukankah ini hal yang wajar dan biasa? Bukankah menggunakan
bikini untuk pergi ke pantai itu sudah biasa dilakukan?”
“bukan
seperti itu”
“kenapa?
Bukankah saat ingin pergi ke pantai kita memang memakai bikini? Kau kenapa?
Bukankah bentuk tubuhmu sangat menunjang untuk memakai bikini?”
“bukan
seperti itu”
“kenapa?”
“hanya
saja…” Hinata melirik Sakura
“Oh
ya, aku mengerti, maaf karena telah membentakmu. Baiklah! Minna besok tidak ada
yang boleh paka bikini”
“Syukurlah”
Sakura bergumam sendiri
“Baiklah,
sekarang masuk kamar masing-masing”
“Haikh”
HST
Room
“Kenapa
kau tak ingin menggunakan Bikini?”
“Itu
bukan apa-apa” melirik Sakura sekali lagi
“Oh
ya,, aku mengerti, Sakura si dada rata, yah?”
“Apa
maksudmu?”
“Sakura-chan,
jangan mengelak, itu julukanmua kan?”
“Tidak,
aku tak seperti itu”
“Sudahlah,
jangan menghakimi Sakura seperti itu Ten-Ten”
Kitchen
03:00 am
Pagi
sekali, Hinata terbangun karena kehausan dan menuju dapur untuk minum. Ada hal
mengejutkan yang datng saat dia sedang minum.
“Naruto-kun,
kenapa kau dating kesini?”
“Naruto-kun?
Naruto-kun?” mengayunkan tangannya didepan wajah Naruto
“Apa
kau mengigo?”
“Oh
ya, kau tak dapat menjawabku, kau masih tertidur bukan?”
“Naruto-kun,
ayolah bangun”
“ahhh,
Naruto-kun, bangunlah, hentikan”
“Kau
cantik, Kau baik, aku menyukaimu, aku mencintaimu, sudah lama seperti ini”
“naruto-kun,
apa kau berbicara padaku? Atau kau memimpikan wanita lain sekarang? Baiklah,
aku akan membawamu ke kamarmu”
Sampai
didepan pintu kamar naruto, Hinata bingung akan mengetok pintu atau tidak
“Aku
ingin mengetok pintu, tapi jika aku mengetok pintu…”
“Sebaiknya,
aku tak mengetok pintu, karena tak sopan membawa pria yang tertidur seperti
ini, akan kubawa ke ruang tamu saja”
Living
Room
“Naruto-kun,
apa sekarang kau baik-baik saja?”
“Maaf
jika aku tak dapat membawamu ke kamarmu, aku takut jika ada sesuatu yang
terjadi, maaf karena tempat ini kurang nyaman untuk tidur”
“Naruto-kun,
aku selalu takut berbicara hal ini padamu, tapi karena kau sedang tidur, aku
ingin mengakuinya, aku harap kau dapat mendengarnya”
“Naruto-kun,
aku menyukaimu, aku mencintaimu, aku menyukaimu semenjak kau datang terlambat
ke sekolah, dan saat masuk kelas, bajumu amat berantakan, belum lagi hal
memalukan yang terjadi padamu. Bayangkan saja, kau jatuh karena terpeleset ole
pensil kecil itu, kau sangat lucu, amat menawan”
“Kemudian,
apa kau ingat kejadian di UKS? Itu hal yang amat klise, hal itu terjadi hampir
di semua film, dan itu terjadi pada kita. Apa kau juga ingat kejadian dimana
kita dipanggil ke ruang kepala sekolah? Saat itu, kita digosipkan pacaran,
bayangkan saja hal bohong itu membawa kita ke ruang kepala sekolah. Kau ingat?
Pasti kau lupa semuanya, kau pasti tak ingat apapun, aku ini tak penting bagimu
kan?”
“Naruto-kun,
maafkan aku karena mencintaimu, tapi, bukankah ini salahmu? Salahmu telah
terlalu mengagumkan, hingga aku mencintaimu. Kau tahu? Cintaku sudah habis
untukmu, hingga aku tak bisa lari darimu dan mencintai pria lain, aku akan
selalu jadi bayanganmu. Terima kasih dan maaf karena telah mencintaimu”
Terrace
“Semuanya,
apa kalian siapa?”
“SIAP!!!”
“Hey
Ino, pantainya dimana?”
“Oh
ya, Shion benar, pantainya dimana?”
“Apa
yang terjadi? Kita ingin pergi, tapi tak tahu tempat tujuan?”
“Bukan
seperti itu Naruto, ini hanya kesalahan kecil”
“Sudahlah,
kalian memang tidak pernah memperhatikan sekeliling kalian sendiri, pantainya
ada dibelakang rumah”
“Oh
ya, selama ini aku tak tahu. Kau tahu dari mana Shikamaru?”
“Aku
sering kesana, kalau kalian sedang bermain dan itu membosankan dan rebut, aku
pergi kesana”
“Oh,
baiklah teman-teman, ayo kita ke belakang rumah!”
“Yah,,
ayo kita ke pantai”
Beach
“YAK!!
Ayo kita mandi”
“Naruto!!
Jangan dadakan seperti itu, basah tahu!!!”
“Diamlah
Kiba, kalau kau mandi akan basah juga”
“Naruto,,
apa kau mandi dengan pelampung?”
“Diam
kau Shino! Aku hanya berhati-hati, jika aku tenggelam bagaimana? Aku tak ingin
menyusahkan kalian!”
“Pelampunya
warna orange lagi, ada gambar beber sama kodoknya juga”
Shino,
Kiba, dan Shikamaru tertawa menghina Naruto
“Diam!!
Diam!! DIAM!!!”
“Hey,
kalian! Jangan mengganggu Naruto seperti itu”
“Gaara-kun,
kau baik sekali! Kau membelaku? Terima kasih Gaara-kun!”
“Yah,
tentu saja aku membelamu. Tak mungkin 3 pria dewasa melawan anak kecil
sepertimu”
Mereka
berempat tertawa riang sekarang
“Hey
kalian, hentikan, jangan menggodanya seperti anak kecil!”
“Aku
tidak mau percaya tipuanmu Sasuke, aku tak mau tertipu untuk kedua kalinya”
“Aku
tak butuh kepercayaanmu, aku hanya tak suka apa bila seseorang menertai
temannya”
“SASUKE-KUN”
Sakura berteriak
Sasuke
melihat Sakura dan Sakura pun menghadap belakang dan tertawa sendiri
“Kalian
lihat? Dia menatapku!”
“Sakura,
kau ge-er sekali, jelas-jelas dia mendengar panggilanmu dan menatapku”
“Hey,
jelas-jelas dia menatapku”
“Tak
mungkin dia menatapmu! Pesonaku itu menutupi pesonamu!”
“Apa
maksudmu?? Dia memandangku!”
“Hey,
Sakura-chan, Ino-chan! Bisakah kalian tidak bertengkar soal pria? Sekarang
liburan, jadi nikmati!”
“Yah,
terserah! Dia yang mulai duluan!” serentak
“Ya
sudah, lebih baik kita lanjut untuk memasak!”
“Haikh”
Sedangkan,
Boy Team hanya sibuk mandi dipantai,
Shikamaru
bersantai, Kiba bermain ditepi pantai bersama Akamaru, Gaara membuat istana
pasir (rencananya yang empat lantai), Shino mencari binatang laut, Naruto
mengapung-ngapung di pantai dengan pelampung orangenya, dan Sasuke sedang surfing.
“Ahhh,
tidakkah kau lihat? Bukankah Sasuke itu sangat keren? Lihatlah cara dia bermain
surfing! Mengagumkan!”
“Sudahlah,
kalian terlalu berlebihan!”
“Temari!
Itu bukan masalahmu bukan? Itu hakku sebagai makhluk bumi!”
“Terserah
saja!”
“Sebaiknya
kau ikuti kata Temari, Sakura”
“Itu lebih baik Hinata-chan, setidaknya aku
tidak memuji Naruto yang sejak tadi hanya mengapung seperti kertas”
“Apa
maksudmu?”
“Maksudku?
Aku lupa aku bicara apa”
Sejak
tadi, Naruto hanya mengapung bersama pelampung berwarna jingga. Akhirnya, Ia
berenang gaya kodok diatas pelampungnya itu mendekati Sasuke.
“Sasuke,
bisakah kau mengajari aku cara bermain dengan papan itu?”
“Maksudmu,
Surfing?”
“Yah,
maksudku seperti itu!”
“Kau
tak bisa berenang kan?”
“Ya,
aku tak bisa”
“Jadi,
kau harus belajar berenang dulu”
“Tidak
usah belajar berenang dulu, saat aku belajar surfing, aku juga belajar berenang
bukan? Ayo kita mulai belajar surfing?”
“Yah,
sudahlah kalau seperti itu. Sekarang sewa papan selancar disana!”
“Aku
tak punya uang, bisakah kau sewakan!”
“Apa?
Kau yang membutuhkannya, kenapa aku yang harus membayar?”
“Ayolah
Sasuke, bantulah temanmua ini!”
“Ya
sudah, Ambil papan seluncur disana, nanti akan kubayarkan!”
“Terima
kasih, Sasuke!”
Naruto
pergi mengambil papan selancar itu, dan kembali menemui Sasuke yang sedang
minum jus.
“Aku
sudah mengambilnya, mari kita berlatih”
“Sekarang
dengarkan penjelasanku, dari sini kau berenang, jika kau telah menemukan ombak
yang tepat, maka berdirilah diatas papanmu itu, kemudian nikmati ombaknya”
“APA?”
“Kenapa?”
“Apa
maksudmu? Memangnya semudah itu? Apa kau akan mengajarku? Hal seperti itu juga
aku tahu.”
“Diamlah
dan lakukan perintahku”
“Bagaimana
bisa aku melakukan tanpa diajarkan?”
“Barusan
itu aku mengajarmu”
“Kau
hanya mejelaskan caranya!”
“Aku
mengajarimu, guru di sekolahkan seperti itu. Mereka member teori kemudia mereka
member tugas pada murudnya, aku sudah member teorinya, sekarang aku akan
memberi tugas untukmu, tugasnya adalah mencoba hal yang kujelaskan tadi.
Bukankah aku telah mengajarimu?”
“Sudahlah,
aku akan mencobanya sendiri!”
“Silahkan”
Naruto
pergi menuju ail laut dan mulai berenang mencari ombak, di berusaha
berkali-kali surfing, tak kunjung berhasil.
“Hinata-chan,
kau kenapa? Ayo kita makan!”
“Apa
kita tak mengajak Naruto untuk makan?”
“Biarkan
saja, kami sudah mengajaknya tadi, tapi dia bersikeras untuk belajar surfing”
“Tidakkah
kau mengasihaninya Kiba?”
“Sudahlah
Hinata, Aku gurunya, aku mengajarinya surfing. Biarkan saja dia, nanti juga
akan berhenti sendiri”
“Apa
maksudmu? Kau guru yang membiarkan muridnya untuk terus berlatih seperti itu
hah?!!!”
“Hinata!!
Bisakah kau tenang? Naruto memang seperti itu, dia akan berusaha sampai dia
bisa, itu hal biasa”
“Maafkan
aku, maafkan aku, Shikamaru”
“Hinata,
apa kau tak ingin membawakan makanan untuk Naruto?”
“Ten-Ten,
itu ide yang bagus!”
“Ino,
bukankan itu akn membuat Hinata takut?”
“Temari,
apa maksudmu? Kau jangan mematahkan semangat.Ayo Hinata, temui dia dan berikan
makanan serta minuman ke dia, tidakkah itu romantis?”
“Sakura,
Itu udah mainstream tahu! Aku sudah menonton 11 drama yang terdapat adegan
seperti itu”
“Shion!
Jangan mematahkan semangat lagi. Ayolah Hinata! KAu harus berjuang
mendapatkannya!”
“Sudahlah
Ino! Apa yang kalian maksud?”
“Sudahlah
Hinata, mengaku saja, semua sudah tahu kalau kau menyukai Naruto, mengaku
saja!”
“Ino
betul! Ayolah Hinata, temui dia!”
“Hinata!
Hinata!”
“Ahhh,
kalian semua memalukan”
“Ayolah
kasih ini ke Naruto”
“Aku
tak mau, Ino-chan”
“Jika
kau tak mau, kami akan mendorongmu kesana”
“Jangan!”
“Kalau
begitu, pergi temui dia!”
“Baiklah,
aku akan pergi!”
Hinata
menghampiri Naruto yang sedang duduk ditepi panati. Tampaknya, Naruto akan
memulai untuk berenang.
“Naruto-kun,
apa kau takkan beristirahat?”
“Aku
belum bisa berselancar, jadi aku takkan beristirahat”
“Apa
kau tak ingin makan? Bukankah sejak tadi, kau hanya berlatih?”
“Apa
aku harus makan?”
“Tentu saja! Kau harus makan, jika ibumu tahu
kau tak makan, dia pasti marah”
“Baiklah
aku akan makan, bisakah kau menyuapiku?”
“Aku
menyuapimu?”
“Ya,
biasanya kalau ke pantai, ibuku selalu menyuapiku, aku rasa aku takkan makan
kalau tak disuapi. Jadi kau bisa menyuapiku?”
“Aku?”
“Ya,
tentu saja kau, apa aku harus meminta yang lain?”
“Tak
usah! Bolehkah aku menyuapimu?”
“Masukkan
makanannya ke mulutku!” Naruto membuka mulutnya
“Silahkan”
Beberapa
saat Naruto mengunyah makanan itu, tampaknya dia mengunyahnya 10 kali, harusnya
hingga 33 kali.
“Hinata-chan”
“Kenapa?”
“OISHI!!!”
Hinata
bingung berbicara apa, pipinya hanya memerah. Dia melanjutkan menyuapi Naruto.
“Hinata-chan,
apa kau tak ingin surfing?”
“Aku
tak bisa melakukannya”
“Bukankah,
seluruh makhluk di muka bumi ini harus mencoba hal yang baru?”
“Ya,
haruskah aku mencobanya?”
“Tentu
saja, jika ayahmu tahu kalau anaknya tak berani mencoba sesuatu, dia pasti
marah”
“Naruto-kun…
Apa kau akan mengajariku?”
“Sebenarnya
aku juga belum bisa melakukan surfing, tapi mungkin jika kau ada disampingku,
aku akan segera menjadi guru”
“Naruto-kun,
Ayo kita surfing!”
“Ayo”
Hinata
dan Naruto berlatih surfing sepanjang hari
“Lihatlah
mereka sekarang, sebenarnya mereka itu malu untuk mengakuinya kan?”
“Ya
Ino, sepertinya mereka saling menyukai, tapi aku takut kalau Naruto
memperlakukan semua wanita sama”
“Jangan
berpikir seperti itu Ten-Ten”
“Yah
Temari kau benar, bukankah mereka sangat romatis?”
“Itu
biasa saja Sakura-chan”
“Diamlah
Ino, itu romantic, kau hanya iri, maka dari itu kau tak mengakuinya”
“Bukan
seperti itu Ten-ten, itu memang hal yang biasa”
“Tuh
kan, kau tak pernah mau mengalah”
“Terserah”
Semakin sore, matahari mulai kembali, entah
akan kemana, sekarang Aku dapat berselancar, ini berkat dirimu, kau membuatku
bisa hanya 25 menit, tidakkah itu menakjubkan? Apa kau tahu apa sebabnya? Itu
karena, Karena kau guruku. Aku menyukai guruku, aku mencintai guruku, guru selancar
ku.
Kulitmu
yang kecoklatan itu amat mengagumkan, saat kau berselancar, kau benar-benar
membelah ombak, kau menikmatinya, kau bahkan punya duniamu sendiri bersama
bayangmu, kau matahari yang membelah lautan di sore hari, kau begitu jauh,
sangat jauh, hingga sulit untuk kudapatkan.
Una!! knp kamu bisa bikin kata2 se-anggun itu una??!!!
BalasHapusajarin pls!! saya gak bisa!!
saya merhatiin arti lirik lagu AKB48, coba ambil ide dari lagu-lagu Super Junior, mungkin dapat inspirasi
BalasHapusudah saya lakuin.. tapi tetep gak bisa :3
BalasHapuskalau gitu, cari ide dari sekita kamu
BalasHapusMantap
BalasHapus